Kamis, 31 Januari 2013

KAMU :)




Malam ini itu terjadi lagi, ya aku menangis lagi KARENAMU :) , kau membuat aku kecewa lagi, sangat-sangat kecewa atas sikapmu, semua pengorbananku untuk kamu berasa sangat sia-sia. Kenapa kau selalu tega? Kenapa tetap ingin bertahan kalau hanya siksaan yang kau beri. Kepergian mu memang menyakitkan, tapi aku fikir aku akan lebih bahagia dengan kepergian mu kalau pertahananmu hanya membuat ku sakit tak kunjung henti. Aku tega, tapi apa pernah aku setega ini untuk kamu? Aku memang kejam tapi aku tak pernah sekejammu menyiksaku.
Ahhhhhhhhhhhhh....
Lelah aku bertahan, tapi mengapa rasa sayang itu semakin besar, lelah aku bersabar tapi mengapa rasa takut kehilanganmu itu semakin menjadi. Kau siapa? Mengapa kau begitu hebat menyihir semua perhatianku hingga tak beralih dari semua yang bersangkutan dengamu. Coba kau ingat-ingat semua janjimu yang akan slalu membahagiakan aku. Coba ingat-ingat saat kau berkata bahwa kau yang akan slalu ada untukku dan slalu akan menjagamu dari semua bahaya yang akan mengancamku kapanpun. Sekarang dimana semua kata-katamu itu, dimana semua itu. Tak ada sedikitpun kau perlihatkan itu.
Kemarin tepat sehari kemarin saat kau berada didekatku, tepat dipukul yang sama seperti malam ini. Kau terasa begitu menghangatkan, kau terasa begitu menenangkanku. Malam kemarin saat kita masih bersama, tepat di jam dan menit yang sama seperti malam ini, kita sedang tertawa bersama. Melewati malam dengan senyuman, tawaan terbahak, dan semua yang berbau kebahagiaan disepetak kotak yang berayunkan nada demi nada silir berganti menghibur kita. Apa kau tak ingat itu? Apa seudah itu kau rubah semua suasana menjadi suasana yang berhiaskan kesedihan untukku seperti malam ini.
Kamu itu tega, kamu itu memang mahluk tertega yang pernah aku kenal didalam hidupku. Aku ingin pergi pergi jauh jauh dari dunia ini sayang, aku ingin pergi meninggalkan semua, aku tak kuat lagi oh tuhaaaaaaaaannnnnnnnnnnnn. Tapi lagi-lagi rasa itu menahanku, menahanku tetap bertahan denganmu, rasa sayang ku yang selalu menahanku tetap berada disampingmu. Rasa nyaman yang kau berikan juga membuat ku selalu merasa takut kehilanganmu.
Pernah nggak kamu inget? Pernah nggak kamu kenang semua kisah manis yang pernah kita lewati. Pernah nggak? Nggak kan! Coba aja kalau kamu ingat, coba aja kalau otakmu dan perasaanmu berguna selayaknya fungsinya pasti nggak bakal kamu sia-siain orang itu. Nggak akan kamu sia-siain aku nggak akan pernah kamu nyelesain semua masalah kita dengan emosimu dengan amarahmu yang ujungnya akan mengundang tangisku. Aku benci sumpah demi tuhan aku muak. Mengapa saat kau coba pergi kau malah kembali lagi? Benar- tak mengenakkan hati. Kalau sudah tak tahan dengan aku yang kau bilang kepala batu pergi sana. Cari yang terbaik menurut-MU!

Senin, 21 Januari 2013

SEMUA TENTANG KITA -200110-






Semua berawal dari sekolah itu. Sekolah itu yang membuat semua ini terjadi,sekolah itu yang menyatukan kita, sekolah itu yang membuat kita saling mengenal,saling peduli,hingga saling mencinta & menyayangi. Lucu memang, semua terjadi begitu saja, tanpa rencana sebelumnya, bahkan tanpa pemikiran kalau nantinya akan berujung seperti ini.
Dulu, 7 tahun yang lalu, tepat pada tanggal 22 Juni 2007 aku dinyatakan lulus dari tingkat sekolah dasarku, sekolah 6 tahunku yang sangat sangat sangat berperan besar ikut melukiskan sejarah dalam garis perjalananku. Tepat dihari itu,dihari kelulusanku aku rasa kisahku dimulai. Hari itu yang memulai semua cerita yang kini aku jalani bersamamu.
Sedikit kaget memang,  baru kemarin rasanya aku duduk di bangku SD itu, dan sekarangaku  sudah harus menjadi siswa baru lagi dengan gelar yang setingkat lebih tinggi. Ya, kini aku akan menyandang gelar siswi SMP. Dan sebelumnya aku sudah memilih SMP terbaik itu menurut pemandangan ilmiah ku untuk menjadi tempatku menggali jalan menuju masa depanku selanjutnya.
Bukan hanya satu pilihan itu, berbagai macam olokan keunggulan SMP lainnya yang sempat menarik perhatianku, tapi entah mengapa, mungkin memang jodohku untuk bertemu denganmu disana hingga akhirnya kutetapkan pilihan terakhirku, SMP NEGERI 40 PALEMBANG. Hari itu aku tak tahu apa-apa, hanya ibu dan bapak yang sibuk mengurusi semua, aku terima beres dan yang aku tahu aku hanya perlu menyiapkan diriku dengan menjejalkan pengetahuan-pengetahuan yang mungkin akan ditanyakan saat tes penerimaan siswa baru nanti.
Hah...sudahlah aku sudah bosan, aku sudah bebal, rasanya cukup penat aku membaca buku-buku bekal masa depan itu dan semoga tidak sia-sia kegunaanya disaat kubutuhkan nanti. Dan hari ini tepat pada bulan Mei 2007, aku tak ingat betul itu tanggal berapa aku telah duduk di sebuah ayunan kesayanganku diteras rumahku yang mungkin umurnya kurang lebih seumuran dengan berapa lama hidupku didunia ini.
Hari  itu kurasa alam sangat indah, udara nan sejuk dengan santun menyapa pagiku, nyiur didepan rumahpun berkibas menyapaku dengan ucapan SELAMAT PAGI dan angin itu menderukan kesejukannya seolah meyakinkan ku bahwa aku bisa. Bermodal basmallah dan restu dari kedua orang tua ku, aku pergi bersiap menjalani tes itu.

Singkat cerita, aku berhasil lolos menerobos serentet pertanyaan yang lumayan memutar otakku, aku diterima di SMP pilihanku itu. Waktu demi waktu pun terus berganti dan akhirnya tibalah hari itu, hari dimana aku dan semua teman-teman baru ku memulai penjelajahan kehidupan kami di sekolah itu. Hari dimana pihak sekolah itu menyelenggarakan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan siswa-siswa baru mereka kepada ruang lingkup sekolah mereka.
Biasanya sih sering disebut MOS (Masa Orientasi Siswa), disini umumnya banyak siswa yang membenci hari ini. Terang saja mereka menolak, menurut mereka hari itu pasti hari yang memalukan, karena pada hari itu pasti mereka disuruh berpenampilan yang memalukan untuk penyambutan pengenalan siswa baru itu. Tapi untungnya tak begitu disekolah ku, sekolah hanya melakukan hari itu sekedarnya saja.
Pagi di hari itu aku sudah bersiap rapi menggunakan seragam baruku, aku terlihat beda, sekarang aku sudah menggunakan seragam SMP itu. Tertawa lucu namun lebih banyak bahagia yang kurasakan. Saat aku sampai disekolah itu, hal yang pertama aku lakukan ialah memasuki gerombolan orang yang sedang berdiri tegap didepan mading saling mencari nama mereka yang menunjukkan kelas mana yang harus mereka tuju. Mata ku berputar-putar melihat ratusan nama itu, mencari nama seorang “Riztia Prandini”. Melirik keatas kebawah kembali keatas lagi hingga akhirya kutemukan nama itu. Namaku terdapat di rombongan siswa kelas “VII B”.
Akhirnya kaki ini mulai berjalan menyusuri sekolah itu, menjelajahi deretan kelas dan mencari kelas yang bertuliskan “VII B”. And know i get it, kelasku sudah ada didepan mataku, kulihat didalam kelas itu sudah lumayan banyak wajah-wajah baru yang akan menjadi temanku 1 tahun kedepan nanti, semuanya terlihat asing, namun kelihatannya memiliki berbagai macam karakter yang aku yakin akan mengasyikkan nantinya saat aku mulai mengenal mereka.
Bukan hanya itu saat kusadari sekarang, kelas itu juga berperan dalam kisah kita. Kelas itu yang memperkenalkan kita untuk pertama kali. Memang tak ada yang spesial cenderung biasa saja, aku dan kamu hanya sekedar kenal. Karaktermu yang cenderung pendiam dan karakter ku yang cenderung cuek membuat kita tak mempunyai cukup kesempatan untuk mengenal satu sama lain lebih dalam. Tapi jujur saja aku tipe orang yang suka memperhatikan orang. Meskipun kita nggak pernah ngobrol bahkan untuk saling menyapa pun bisa dikatakan tidak pernah, aku tetap memperhatikan gerak gerik kamu kok. Lucu rasanya saat mengingat semua itu, saat kamu berkelahi, kena marah guru, bahkan saat kamu lagi suka sama seorang cewek disebelah kelas kita pun aku tahu.Tapi posisinya saat itu aku tak cukup kenal denganmu, dan menyingkap semuanya sendiri dengan bersikap wajar sebagai temanmu.
Tahun pertama sudah berhasil aku lewati, dan aku dinyatakan naik ke tingkat dua dari sekolah itu. Saat itu aku mendapat kelas yang berada di lantai atas, iya itu juga kelasmu kelas “VIII C”. Untuk tahun  kedua pun aku kembali duduk di kelas yang sama dengan dirimu. Tapi semua belum ada yang berubah, aku dan kamu masih belum saling mengenal secara dekat pribadi masing masing. Tak jauh beda dengan tahun kemarin, hanya saja semua nya terlihat lebih canggung, bahkan kita tak pernah bertegur sapa sekalipun. Dikelas itu aku melihat pribadimu, pribbadi pendiammu yang cenderung menampilkan sosok sombongmu.
Beralih dari tahun  kedua, kini tahun ketiga aku berada disekolah ini. Aku diputuskan sekolah untuk kembali menempati kelas VII ku kemarin, dan lagi-lagi itu menjadi kelasmu. Lucu kalau aku terbayang tentang itu, tentang kita yang bersama didalam kelas yang sama 3 tahun tak terpisahkan, namun seperti orang yang tak kenal. Hahaha
Aku mengalah denganmu disaat aku bersama temanku, kamu tahu dia “Ayuke Putri Noor”. Aku meledekinya untukmu, aku ingat betul disitu pertama kali aku menegurmu. Bercanda tanpa batas, meskipun ekspresi tanggapan mukamu waktu itu kelihatan nggak mengenakkan. Tapi itulah sisi isengku, tetap saja aku meledek kalian. Tanpa perduli kalian akan marah.
Semakin hari semakin lama kita semakin dekat, bergerombol menjadi satu bagian yang kita sebut MYDU2R & THE MARS. Pergi bersama, berjalan bersama, terutama dalam hal bercanda didalam kelas. Aku sangat merindukan suasana itu. Suasana dimana aku mulai merasa nyaman dengan kehadiranmu. Sampai berlanjut untuk kita saling mengenal lebih dekat hanya berdua. Saling bertukar sms, bahkan kau bercerita tentang gebetanmu yang tak kunjung membalas cintamu, dia orang yang paling dan sangat aku benci hingga sekarang, kamu tahu itu kamu tahu dia “DINA”.
Terlupa dari semua itu, aku yang terkenal emosional sering kau ledek, sering kau pancing amaraahku, terutama saat asakit gigi itu melandakau. Dengan bahagianya kau meledekku hingga aku terlihat seperti seorang induk macan yang sedang marah. Tak jarang terbahak aku mengingat itu. Pesan singkat mu pun semakin intens bersarang di telepon genggamku. Bukan hanya itu aku ingat betul malam pertama kau datang dan main kerumahku saat kau beralasan untuk “sekedar”  bertanya apa yang bakal kamu bawa untuk tata boga keesokan harinya. Ingin tertawa tapi aku masih menjaga perasaanmu. Itu alasan terbodoh yang pernah aku tahu, jelas-jelas siangnya sudah aku umumin sama semua anggota kelompok kita kebagian bawa apa aja. Bilang aja kamunya mau liat aku. Wkwkwkwkwkwkwkwkw :D
Hingga malam malam selanjutnya dengan alasan palsumu terus datang. Kau terlihat begitu sempurna dimataku. Terlihat sebagai orang yang kutunggu selama ini, aku seperti sudah mengenalmu jauh lebih dalam. Mulai merasakan kau menyayangiku, terus kau mendekatiku, terus kau main kerumah, walaupun tetap takut buat salaman sama ibu. Sampai UAS kita berakhir, waktu itu tepat bulan mei aku juga lupa dan tak tahu pasti itu tanggal berapa, dan aku yakin kamu lebih lupa dari aku. Karena yang kukenal dari dulu kamu memang pelupa seperti kakek2 tua yang lucu dan selalu ngangenin.
Tepat dimalam setelah kau terjebak pertanyaan mbak amel yang mendapati rasamu untukku, kau menyatakan perasaan itu. Kau menyatakan bahwa kau menyayangiku dan menginginkanku untuk menjadi kekasihmu. Dengan senang hati aku menerimamu, tak bohong kenyamanan itu telah tertanam pada dirimu. Disampingmu aku merasa tenang. Tapi semua itu tak bertahan lama, aku memutuskanmu karena banyak hal, salah satunya terlalu banyak wanita yang mendekatimu. Aku bukan tipe seorang wanita yang cuek, aku perasa dan aku tak suka kau begitu. Tapi aku lebih memilih aku yang pergi dengan ketidak sempurnaanku.
Malam itu kau menangis merintih untukku memberi kesempatan untukmu, disana aku melihat sisi dirimu yang masih sangat mencintaiku, masih sangat menyayangiku, biarpun aku kejam melepaskanmu tanpa alasan dan bernyanyi lagu “DEMI CINTA-KERISPATIH” yang sampai saat ini kau benci karena mengundang sakit untukmu. Tapi ketahuilah bukan hanya kau yang merasakan itu, aku juga, aku juga begitu. Sama sepertimu yang terluka.

Bulan berganti bulan telah berjalan, perlahan kau telah menghilang.  Tak ada kabar lagi yang kulihat untukku, hingga sampai hari itu. Aku ingat betul itu hari dibulan ramadhan, kau datang kembali dan bertanya semua kabar tentangku, ahhh disitu aku benar benar merindukanmu tapip apa daya kamu udah ada yang punya. Kakak kelasmu “ANA” telah mengisi hatimu.
Aku memilih mengalah menerimamu sebagai temanku kembali bukan sebagai kekasih, jujur aku sakit, tapi itu demi kebahagiaanmu, aku tahu aku telah menyakitimu lebih dari ini di waktu dulu. Tapi dengan segala kelemahanku, aku tak bisa, jujur aku berharap lebih. Hingga akhirnya kau memutuskan hubungan mu dengan kekasihmu itu. Aku diam diam tak terkendali, bahagia tapi aku ragu. Tepat tanggal “20 JANUARI 2010”, kau memintaku kembali dan menjalin kisah itu lagi. Dengan keyakinan penuh aku jawab “ya, aku mau”. Hari itu dengan segala senyummu kau menyambutku, kau mengantarkanu menuju sekolah ku, dan kau ingat kejadian lucu yang kita alami di hari itu? Motormu mogok, karena kehabisan bensin. Ingin tertawa tapi rasa cemas ku melebihi itu, aku takut telat. Walaupun sebenarnya tak akan telat. Hanya saja jiwa kecemasanku yang melebihi itu.
Dari tanggal itu kita jalani hari-hari kita berdua walaupun pertemuan itu tak selalu intens. Tak selalu bisa terjadi. Ketepatan waktu kita sekolah yang tumburan menyebabkan kita jarang mempunyai kesempatan untuk bertemu. Tapi hubungan kita tak mulus ditahun ini, kau seperti berdenda selingkuh sana sini menghianati aku yang sudah setia. Putus nyambung sudah menjadi makanan hubungan kita, bahkan sampai sekarang. Sering aku kecewa terhadapmu tapi rasa sayang itu tetap lebih besar untukmu. Kita putus aku sakit aku membencimu tapi tetap aku mencintaimu, tetap kau yang ada di peringkat utama hati ini.
Sampai akhirnya kita dipertemukan lagi tanggal 10 JULI 2011, dihari iu kau memintaku untuk datang melihatmu untuk sparing bola. Di hari itu juga kau memintaku untuk kembali kepadamu, dan hingga sekarang tak pernah ingin kulepaskan dirimu lagi. Kau memang bukan yang sempurna tapi kau yang membuatku hidup, kau yang membuatku semangat menjalani semua, kau yang menyayangiku. Mulai dari hari itu kita selalu berdua menjalani hari dari pagi hingga pertengahan malam kita berdua. Aku ingin mengulang semua itu J. Dibulan itu aku tak pernah absen menonton pertandinganmu dan melihat kau sebagai jagoanku di area hijau itu. Tak sedikit gol-mu yang kau sumbangkan disitu. Aku benar benar mencintaimu aku sadari itu. Setahap dari itu kau lebih mengenalkanku dekat dengan orangtuamu, kau buat aku meranjak masuk ke bagian keluargamu, menjalin kenyamanan dengan mereka. Danlagi lagi aku ingin mengatak aku menyayangimu.
Tak lama setelah itu bulan ramadahan sudah kembali datang, kita mulai berlaku seperti pasangan yang wajar. Pergi berdua, saling melengkapi, meskipun PUTUS-NYAMBUNG itu tetap ada dan akan selalu ada di pribadi kita yang emosional ini, tapi kau pasti tahu bahwa semua itu hanya ucapan bibir semata, dalam hatiku jauh dalam hatiku tak pernah kuinginkan perpisahan ini, dan kurasa kau pun juga seperti itu, eskipun kenakalan itu masih sering kau lakukan. Bulan demi bulan terus berjalan hingga sampai ke hari itu, hari dimana kau benar benar marah terhadapku. Hari dimana kau mulai menjadi arogant, dan kasar kepadaku, tapi semua kuanggap biasa karena aku menyayangimu tulus.
Kau terasa begitu berarti saat erujungan hari lebaran, dimana aku mengaburkan diri dari rumah dan kau datang sebagai pendampingku yang menguatkanku disaat letih itu. Kita bersama sepanjang waktu tanpa terpisah hampir 4x24 jam. Kau sediakann rumahmu untukku, begitupun keluargamu. Mereka dengan begitu hangat menyambutku dirumahmu. Sedih benar-benar sedih mengingat itu. Terasa benar disitu ketulusanmu, benar benar aku rindu kau yang begitu.
Oh iya ada yang kulupakan. Kau ingat disaat malam pertama kita berjalan berdua dan kita bertemu ibuku dijalan pulang? Disitu semua terasa sangat lucu bahkan menggembirakan. Kita duduk diteras rumah, di kursi hijau yang kini tela menjadi bangkai dirumahku, disitu kau merangkulku dan menyium keningku untuk pertama kali. Terasa hangat ciumanmu, terasa hangat kasih sayangmu.

Hari-hari itu terus mennggeluyuti kisah kita, semakin lama semakin terasa arogan dirimu untuuku. Semua masalah selalu kau selesaikan dengan cara menyiksaku baik fisik maupun batin. Andaikan aku wanita lain mungkin aku telah meninggalkanmu. Tapi aku bkan mereka aku umi-mu yang menerima semua kekuranganmu. Terus aku mengalah meskipun emosi itu tetap kupertahankan. Aku memang gadis yang keras dan aku tahu kau tak menyukai itu. Tapi jauh dari ketidak sukaanmu aku tahu kamu menyayangiku.
Aku berusaha kuat berusaha bertahan, tapi perlakuanmu dibulan juni tahun kemarin mengharuskanku untuk pergi. Kau kelewatan, kau setega itu, membuat bibirku berdarah, membuat pipiku biru bengkak, kupikir semua itu hanya omongan mu belaka selama ini, ternyata kau memang tega melukaiku. Aku berusaha kuat berusaha tegar meninggalkanmu tanpa kabar, memutuskan untuk merantau menuntut ilmu ke kota ini. Berusah menghilangkan bayanganmu yang tetap menggelayuti hati ini. Hingga akhirnya aku harus menyerah dengan keadaan, aku tak cukup kuat untuk berpisah denganmu. Aku masih merindukan hangatmu, merindukan pelukanmu, merindukan tatapan matamu yang sipit itu. Merindukan dekapanmu saat aku merasa lelah dan kau bisikkan bahwa kau enyayangiku dan akan selalu ada untukmu saat aku tak kuat bertahan jalani hidup ini. Aku merindukan candaanmu yang selalu menghiasi hidupku dulu, menghiasi hariku dari fajar terbit hingga kembali tenggelam, dan akhirnya aku menghubungiku. Kau sambut semua dengan tangisanmu, aku tahu kau juga merasakan sakit itu sayang.
Hingga akhirnya kau juga memutuskan untuk merantau dan pergi meningalkan kampung kita. Aku lihat kau sangat menunggu-nunggu hari itu, menunggu hari dan kesempatan yang diberikan tuhan untuk mempertemukan kita sayang. Di sana di bandara itu kita bertemu, tak banyak fikir langsung saja kupeluk tubuhmu yang selama ini menjadi tempatku bertopang dengan segala kenyamanan yang kau berikan. Tapi semua itu berjalan begitu cepat, kau lagi-lagi harus melanjutkan perjalananmu ke kota tujuanmu. Dengan tampang sok tegar aku melepaskanmu, senyuman bahagia yang mengantarkan kepergianmu. Hingga kamu mempertanyakan aku, kenapa aku nggak nglepas kamu dengan kesedihanku? Asal kamu tahu pertemuan ini yang kubutuhkan selama ini. Aku hanya tak ingin mengakhirinya dengan kesedihanku. Aku ingin kita bahagia menyongsong masa depan kita sayang. Harus kamu tahu tepat sedeik aku menempatkan bokongku di kursi DAMRI yang akan membawaku kembali ke tempat tinggalku, air mata ini mengalir deras sayang. Aku protes, aku menilai tuhan jahat hanya memberi kita waktu yang sangat-sebentar. Aku masih ingin didekapmu.
7 bulan ak terasa kita lewati di kota rantauan kita masing-masing. Hubungan kita tetap terjaga dengan baik, walaupun masalah tetap datang menghadang, tapi kita bertahan menjaga semua. Hingga kau memintaku untuk menyusulmu ke kalimantan sana(kota rantauanmu). Aku dan semangat 45 ku segera menyanggupi semua tanpa perduli apa yang akan menghantamku diperjlananku nanti. I love you so much god telah kau berikan aku kesempaten untuk bersama dia walaupun lagi-lagi hanya untuk sementara.
Detik-detik keberangkatanku pun telah menghitung jam, tapi tetap hubungan ini diselimuti dengan pertengkaran yang menyulut emosi kita. Tapi keyakinan kita lebih besar, dalam kondisi yang kacau, aku tetap menekatkan diriku untuk terbang kekotamu. Perjalanan yang cukup melelahkan, perjalanan 12 jam yang untuk pertama kalinya aku jalani sendiri. DEMI KAMU, DEMI KITA, dan DEMI RIZMA. Benar-benar hanya bahagia yang aku rasa saat itu. Perjalanan melelahkan itupun terbalaskan sudah, aku mendapatimu dan wajahmu yang kurindukan. Aku memelukmu erat diatas motor itu, hanya tangis bahagia yang bisa aku beri. Aku menyayangimu ABI. J
Hari-hari yang kujalani disana tak terasa mulus, banyak kenakalanmu yang mulai terungkap selama kau tak disisiku. Tapi aku tahu aku kesana menghampirimu hanya untuk melepaskan kerinduanku ini, aku sadar aku terlalu mencintaimu. Janji itu lagi-lagi kau buat, yang tentu saja takkan bisa mengembalikan kepercayaanku dengan mudah, tapi tetap aku berusaha membangun kepercayaanku lagi. Semua hari yang kulewati terasa sangat mengasyikkan selalu beruda denganmu 5x24 jam, tak jarang candaan kita diselingi dengan pertikaian, tapi itulah kita, itulah hubungan kita, dan itulah yang buat kita bertahan. Aku tak cukup kuat tapi kau yang menguatkanku. J
Sampai akhirnya hari dimana kita harus berpisah itu datang, kau mengantarkanku dengan semua penderitaan yang kau rasakan didalam mobil itu. Aku hanya bisa menangis melihatmu berkorban dengan memperjuangkan rasa sakitmu untuk aku. Di bandara itu selpas aku masuk ke dalam ruang tunggu, air mataku tak berhenti mengalir hingga menjadi pusat perhatian orang-orang disitu. Aku bukan lemah hanya saja aku tak ingin kita berpisah lagi. Tapi aku harus kuat, kau juga sudah meyakinkanku bahwa kita akan senantiasa bersama sampai bahagia itu menyatukan di keabadian nanti.
Burung besi yang kutumpangi mulai mengepakkan sayapnya dan terbang meninggalkan kotamu, aku menangis sejadi-jadinya tak perduli semua memandangku, yang aku tahu aku masih ingin bersamamu. Aku mendarat dengan sempurna di kotaku, aku telah kembali lagi dengan kesepianku tanpa kamu sayang. Tapi aku yakini aku dan kamu akan satu selamanya. Selama aku kuat dan kamu kuat, selama kita msih memegang semua komitmen yang harus dijaga dalam hubungan jarak tauh ini.


Januari itu kini datang lagi, aku benar menunggu taanggal jadi kita yang ke 4 tahun sayang, tanggal 20 JANUARI 2013, tapi sayang kau sia-siakan semua tepat tanggal 18 JANUARI 2013, kau membuat aku kecewa, membuat semua rasa percayaku sirna dimakan aktu, membuang aku di titik ujung lemah untuk tetap bertahan. Aku tak mengerti kau setega itu. Aku siapa? Bukankah aku yang kau sayang? Bukankah aku yang selalu kau butuhkan saat kau bersedih? Bukankah aku yang akan menjadi pendampingmu kelak? Tapi mengapa kau tega buat aku seperti ini?.
L
Hanya kesedihan menyelimuti kekuatanku untuk melepasmu, aku ingin bertahan, tapi kau yang menyuruhku pergi sayang. Kau yang membuatku kecewa dengan semua kebohonganmu, aku masih berharap kau ada disisiku, tapi tanpa jarak ini. Aku tak akan bisa percaya lagi dengan mu bila jarak ini terus menghalangi hubungan kita. Aku masih berharap kau ada di setiap hariku tapi dengan perubahanmu yang sungguh-sungguh dengan kejujuranmu bukan dengan kebohonganmu, dengan kesetiaanmu bukan dengan penghianatanmu. Ini aku yang menyayangimu, aku yang selalu berharap kau berubah dengan ketulusan yang sebenarnya kau punya. J

Aku masih menyayangimu 120394 SELAMANYA!